Tentang Cita-cita
Setiap orang yang tinggal di berbagai
benua ini tentu saja punya cita-cita, impian, harapan, dan tujuan hidupnya
masing-masing, kalian pernah nggak ngerasain kayaknya kalian nggak punya tujuan
hidup, dan berpikir mau jadi apasih kedepan nya?
Aku pernah di titik itu, dimana aku
ngerasa kayak nggak ada artinya tinggal dibumi ini, dan ngerasa seperti nggak
punya tujuan hidup. Lalu berpikir kenapa aku dilahirkan? Sebenarnya kita nggak
bisa memilih, kita hanya bisa menerima takdir lalu menjalaninya dengan ikhlas.
Waktu kecil sering ditanyain guru
cita-citanya mau jadi apasih?, dengan lantang aku menjawab “saya mau jadi
astronot bu”, entah kenapa aku sangat yakin dengan cita-cita waktu itu ketika
SD kelas enam. Kau tau, aku sangat suka suka belajar IPA, tapi bukan yang
tentang tumbuhan, bukan juga tentang bagian-bagian tubuh, apalagi belajar
tentang reproduksi, agak geli, tapi perlu dipelajari asal otaknya nggak
kemana-kemana. Aku suka belajar tentang astronomi, bagiku itu hal menyenangkan
untuk dipelajari dan nggak bikin bosen. Kau tau, diantara sembilan planet aku
paling suka dengan saturnus, alasan nya cuman satu, karena cincinya indah. Tapi
aku tetep suka bumi, karena tinggal dibumi aku dapat melihat senyummu, aku juga
suka liat bintang, katanya kalo liat bintang jatuh, doanya dikabulin,
akusih nurut aja, padahal cuma mitos.
Seiring bertambahnya usia, aku makin
sadar bahwa cita-cita itu penting, impian itu harus ada, sempat berpikir gini “ah ngapain mikirin cita-cita
umur masih panjang kok”. Begitulah songongnya aku jadi manusia, nggak pernah
mikirin apapun, taunya minta uang sama orang tua dengan gampang tanpa mikirin
gimana susahnya orangtua nyari uang.
Kita nggak pernah tau gimana orangtua
kita disana susahnya mencari uang untuk menafkahi keluarga, mereka nggak pernah
bilang mereka lagi nggak punya uang, atau omset usaha yang sedang menurun.
Mereka hanya tersenyum, lalu mengatakan “iya nak, besok bapak kirim”. Kita
taunya hanya menyodorkan tangan, meminta lalu meminta. Memang, itu sudah menjadi
tanggung jawab dari orangtua kita.
Semakin tua rasanya semakin malu untuk
meminta uang kepada orangtua, ekspetasinya sih begini “minta malu, nggak minta,
ngga punya duit”
Menjadi orang yang biasa-biasa saja
lantas tak membuatku jauh dari orang-orang, cause i think, how many people like
mysefl, and that never makes worry. Pernah sesekali mencoba, mencoba menjadi
seseorang yang membanggakan, namun cukup sombong untuk dipamerkan. padahal biasa-biasa saja .
Pernah sekali aku mengikuti ajang
seperti pidato yang pasti harus memiliki kemampuan publik speaking yang bagus.
padahal publik speaking ku jauh dari kata keren, kalau di kasih point 1-100,
aku pasti dapet 30, atau bahkan 20 mungkin, aku tidak pandai berkata-kata yang
asal seperti orang-orang layaknya,
setiap kali aku berbicara aku sudah memikirkan, apa yang harus aku bicarin.
Iya memang seperti itu. Beda, nggak
kayak orang-orang, yaa tiap orang kan pasti mempunyai kelemahannya masing-masing.
Betul ??
Yang seperti yang kubilang tadi, kenapa
aku nekat ngikuti perlombaan pidato?
Awalnya karena penasaran, pengen nyoba gimana rasanya ngomong didepan banyak orang tanpa teks, gimana rasanya deg-degan di atas panggung, keringet dingin, pasti buat siapapun yang membaca ini akan nganggap aku norak.
Awalnya karena penasaran, pengen nyoba gimana rasanya ngomong didepan banyak orang tanpa teks, gimana rasanya deg-degan di atas panggung, keringet dingin, pasti buat siapapun yang membaca ini akan nganggap aku norak.
No one know, hal seperti itu, baru pertama kali aku lakukan dengan nyali kentang. Ngafalin kertas 3 halaman sampe 3 hari 3 malam didepan kaca. And you know guys, finnaly suaraku jadi serak, tampil dengan bermodalkan suara serak ini sangat memalukan menurutku. But I'm proud to myself, aku ngasih penghargaan pada diriku lalu berkata dalam hati, makasih liza kamu udah berani, walaupun harus menyucurkan keringat dingin disetiap kata, kau mampu mendapatkan juara 2. Prinsipnya harus percaya sama diri kita sendiri bahwa kita mampu, jangan tengok kanan kirimu, walau kau tau mungkin dia lebih hebat darimu, tapi jangam terjebak, ada yang kelihatan bagus dari cover nya aja, intinya jangan lupakan doa dan selalu ingat Allah setiap kali melakukan sesuatu, dan kau tau aku berkali kali membacakan surat al-iklas, katanya biar tenang dan mengurangi deg-degan. Nyatanya benar. Dan andai saja ada cctv, bisa dilihat betap jelek nya dan kaku nya wajahku ketika aku nerveous.
Yang biasanya aku hanya melihat berbagai piala dirumah orang, and then, now i have, and i proud. Menurutku itu sesuatu hal yang luar biasa.
Pernah
punya cita-cita untuk menjadi seorang penulis buku, tapi kurasa aku salah
jurusan, harusnya aku masuk jurusan sastra Indonesia saja, tapi entah kenapa
aku lebih memilih masuk jurusan kebidang ekonomi. Padahal kata orang, ekonomi
itu jurusan yang paling pasaran, dimana-mana pasti ada, dan yang paling banyak
pengangguran adalah jurusan dibidang ekonomi. Kata orang sih gitu, padahal
tergantung dari diri individunya masing-masing. Jangan salahkan jurusannya tapi salahkan orangnya.
Andai
saja aku masuk ke jurusan sastra pasti aku lebih bisa mengembangkan kemampuanku.
Karena pekerjaan yang paling menyenangkan itu adalah hobi yang dibayar. Yapp. I
like to write. Tapi ngga terlalu pandai merangkai kata-kata. Cuman butuh
latihan aja.
Kalau
ditanya orang cita-citaku mau jadi apa? Setelah lulus kuliah mau ngapain? So please
rata-rata citizen +62 hobinya suka kepo
dan terlalu ngurusin hidup orang, mau dia jadi apa kek, mau pengangguran kek,
itu yaa bukan urusan kalian. Apalagi setiap pulang, pasti ditanyai sama
tetangga,” mau jadi apa sih? Palingan ntar juga ujung-ujungnya nikah” hmm kata-kata seperti tadi udah kebal
ditelingaku, mau kalian ngatain aku apa kek. Hmm sorry nggak mempan. Sekali lagi
kita hidup jangan liat kanan-kiri fokus aja sama apa yang kalian lakuin, jangan
terjebak, jangan terpengaruh juga. Wajar aja ada orang-orang seperti itu. Kalau
nggak ada. Mungkin hidup di bumi ini nggak bakalan seru hehehe.
Lakukan
aja apa yang kau inginkan, fokus aja
dengan apa yang kau lakukan saat ini, geluti hobimu, perdalam kemampuanmu, ilmu
ada dimana-mana. Bukan hanya diperpustakaan.
Kita
hidup dibumi ini hanya sebagai pemeran, diri kita adalah peran utamanya. Hidup ini
adalah perjalanan. Kita bebas mau berjalan kemana, hidup ini juga plihan, kita
bebas memilih apa yang akan kita lakukan dan apa yang kita mau. Tapi ingat
sekali lagi kita hanyalah pemeran, Allah adalah sutradaranya. Kita boleh
berencana tapi Allah yang menentukan.
Terima
kasih, sekian dari saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar