Follow Us @soratemplates

Selasa, 10 September 2019

Hidup Dibumi, Apasih yang Dicari? (Blog Episode 8)


Hidup Dibumi, Apasih yang Dicari?

Teriknya matahari membuat sebagian orang berkeluh kesah tentang keaadan suatu cuaca yang tidak sesuai dengan diinginkan, kadang berpikir bahwa rasanya ingin pindah negera, seperi negara di Eropa, Jepang atau Negera manapun yang ingin kau jadikan sebagai tempat tinggalmu, tapi rasanya tidak mungkin dan akhirnya  menghela nafas lalu berkata ah sudahlah.

Indonesia adalah tempat semuanya serba nyantai, semuanya dipersulit, dan paling suka mencari kesahalan orang lain daripada memperbaiki kesalahan orang itu. Nggak ada yang namanya disuruh datang jam 8, beneran datang jam 8 teng. Bahkan dalam perkuliahan ada dispensasi keterlambatan 15 menit. Dikasih senggang waktu, semakin kita memperlambat dengan asalan “masih ada 15 menit, gapapa” otak kita terus berfikir gapapa datang terlambat. Menurutku ini salah, semakin dikasih dispensasi,  semakin mahasiswa itu bermalas-malasan dan menunda sesuatu. Raga kita terbiasa berleha-leha. Ya begitu jadinya, suka menunda waktu dan sangat hobi terlambat. Apasih maunya?  Makanya aku paling nggak suka dengan orang yang nggak ontime. Bukan maksud menjelek-jelekkan Negara sendiri, tapi aku berbicara sesuai fakta yang kulihat.

Kita hidup, kita dilahirkan bukan tanpa alasan
Lalu kita tingga tinggal bumi, bukan tanpa alasan
Lalu, apa yang dicari?

Ada orang yang hidup dan menghabiskan waktunya untuk mekerja dan mencari uang sebanyak-banyaknya, entah untuk apa? Literally, manusia memang tidak pernah cukup dengan apa yang dia peroleh. Pergi pagi pulang pagi, begitu katanya. Mencari uang sampai lupa ia punya keluarga, keluarga bukan segalanya tentang materi, tapi keakraban, keharmonisan dan kasih sayang. Bahkan ada anak yang ditipkan oleh pengasuh, so, bisa jadi  anaknya lebih akrab dengan pengasuh daripada orangtuanya sendiri. Demi mencari uang, kasih sayang yang harusnya dibagi ke keluarga akhirnya dikorbankan. Apasih yang dicari?

Ada yang menghabiskan masa mudanya untuk masa depan, mengahbiskan waktu diperpustakan, membaca buku sampai kacamatanya makin tebal, mengikuti organisasi, berjualan, berbisnis dimasa muda. Why not? Semua adalah pilihan, kita tau apa yang kita cari.

Ada yang menghabiskan masa muda dengan berfoya-foya, nonton bioskop tiap weekend, karokean, pergi ke klub, nyalon, dan nongkrong sana-sini. Banyak sekali orang-orang seperti ini kita jumpai, mereka yang memiliki banyak uang, bebas mau ngapain. Ada yang sengaja meminta uang kepada orang tua ngakunya buat bayar buku, taunya buat foya-foya, ini sama sekali nggak etis, lu belum ngerasain aja jadi orangtua, suatu saat nanti lu yang bakal dibohingin sama anak lu kalo lu udah jadi orang tua nantinya. inget, karma itu berlaku. Apa yang ditanam itu yang dituai.

Pernah waktu itu seorang teman bercerita tentang anak yang mengaku sedang kuliah, orangtuanya selalu ngirim uang bulalan. Setelah di acara wisuda lalu sang orangtua pun datang, dan apa yang terjadi? Anak tersebut ngga ada, setelah ditelusuri anak tersebut ternyata sudah tidak kuliah dari semester 2, nggak masuk akal kan?  Lantas, apa yang dilakukannya selama ini? Nobody know. But our should not berfikir yang enggak- enggak dan langsung menjudge orang itu. Semua dilakukan bukan tanpa alasan. Ya gak ?

Lingkungan sangat berberan penting dalam membentuk sebuah karakter, entah itu lingkungan sekolah, kampus atau lingkungan kerja, berbagai jenis karakter manusia bisa kita jumpai, semuanya tergantung kita. Pintar-pintarlah memilah teman yang cocok untuk  kau ikuti dan yang tidak cocok kau ikuti. Terserahmu, mau ikut yang mana.

Kembali lagi, ada orang yang sangat gemar berpetualang, pergi keliling dunia dan belajar mengenai kebudayaan dari masing-masing Negara itu. Apa nggak capek? Mending rebahan dikasur. Sama sekali nggak. Karena ini merupakan hal yang menyenangkan menurutnya. Semuanya adalah pilihan.

Ada juga orang yang menghabiskan hidupnya dengan belajar agama, seperti musafir yang kita jumpai di masjid-masjid, kita nggak boleh mendiskrimnasi orang tersebut dengan beranggapan “ini orang apa nggak kerja, uangnya darimana, kerjanya kok di masjid mulu”. Setiap orang melakukan sebuah tindakan bukan tanpa alasan kan?

Tak perlu kau kau jelaskan siapa dirimu, seperti kata Ali bin Abi Thalib “jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu. Sebuah kalimat yang bagus, ngapain capek-capek ngejelasin tentang diri kita ke orang lain dari akar sampe pucuk, emang itu perlu? Kecuali mau interview kerja, beda lagi.

Ada orang yang mati-matian belajar bahasa asing dan mengejar beasiswa yang ia inginkan, belajar secara totalitas dan menyeluruh, paham setiap detail yang ia pelajari. Ada. Ada orang seperti itu. Terserah, hidup adalah milik kita. Milik diri kita sendiri, kita yang paling tau tentang diri kita, bukan orang lain. kita yang tau passion kita dimana.

Beberapa hal berasa tidak mungkin sebelum dilakukan, setelah dicoba dan dilalui. Oh iya. Ternyata aku mampu. Kadang yang kita anggap berat hanya berat difikiran kita, setelah dijalani  ternyata tidak seberat itu. Jangan takut untuk memulai, jangan takut untuk bermimpi, hasil tidak mungkin ada kalau belum kita mulai. Jadilah orang yang berani, berani mengambil tindakan, keputusan dan berani keluar dari zona nyaman. Ayooo bergerakk... jangan disitu-situ aja.

Hidupmu, apasih yang kau cari? silahkan komentar dibawah  goodnight

2 komentar:

  1. Yang dicari pertama pasti bahagia, karena sesuatu yang kita kerjakan dengan senang hati pasti akan terasa mudah. Dan yang kedua bisa memberi manfaat kepada orang lain.
    #bymx

    BalasHapus