Follow Us @soratemplates

Senin, 07 Oktober 2019

Tentang Langit ( Blog Episode 12)


Tentang Langit


Cahaya sinar matahari yang selalu tembus merambat kekamarku, seringkali, dipagi hari ia selalu hadir dan muncul tanpa diminta. Kadang aku kesal, merasa silau karena cahanya buat kepalaku jadi pusing. Kira-kira berapasih jarak matahari kebumi? Kok bisa sampe buat aku jadi pusing, heran kadang.

Kalau bangun tidur orang-orang selalu ngecek sudah pukul berapa dan membalas pesan dari seseorang mungkin, if me, bukan ngecek jam berapa maupun buka whatsapp, tapi ngeliat berapa derajat celcius cuaca pada hari itu and next baru buka yang lain. Aku lebih suka musim hujan daripada musim kemarau. Aku gapapa deh ujan-ujanan daripada panas-panas yang berujung sakit kepala. Aku benci sakit kepala, karena kalo udah sakit kepala tuh nggak bisa ngapa-ngapain, cuman bisa diem dan bengong sambil nungguin kapan nih sembuhnya. Hahaha you know what I feel.

Hujan selalu menceritakan banyak hal disetiap rintiknya, kadang aku selalu mengulurkan tanganku ke air hujan lalu menikmatinya seperti menggapainya, menikmati setiap tetesnya, kadang juga rintik hujan terasa sakit jika datang nya satu per satu. Tapi aku suka setiap tetesnya. Hujan selalu menjadi tempat pelindungku dikala aku sedang nangis, ngga ada orang tau. Hanya langit satu-satunya yang menjadi saksi.

Kau tahu tidak? Aku sering memperhatiakan langit, memperhatikan awan dan gerak-geriknya, kadang membentuk suatu pola gambar yang indah. Tapi itu hanya sebentar saja, lalu membentuk pola abstrak lainnya. Aneh, cepat sekali berubahnya. Sama hal nya seperti manusia, ngga selamanya mereka mempunya sikap, rasa, dan perhatian yang tetap. Ya harus ada perubahan lalu berjalan sesuai dengan keinginan nya kan?

Aku kagum kepada langit, ia membentang luas keseluruh penjuru dunia dan alam semesta, aku sering menitipkan rinduku pada langit, mentipkan kesedihan, kebahagiaan, tanpa perlu berkata apapun dan harus teriak keras-keras supaya bisa didengar. Cukup menatap lalu berkata didalam hati. Aku yakin pasti langit paham.

Walau kita tidak saling bertatap, setidaknya kita saling menatap langit yang sama dengan perasaan yang sama, aku izin ya, untuk merindukanmu berkali-kali.

From liza
For you
With love

Tidak ada komentar:

Posting Komentar