Menjadi seorang manusia dan hidup di tengah kondisi seperti ini memang sulit, apalagi pandemi nggak kelar-kelar. nggak bisa di pungkiri, berkali-kali kita mengeluh, berkali-kali kali kita mengatakan bahwa tuhan tidak adil, berkali-kali kita menangis di pojokan kamar dan berkali-kali juga kita bangkit lalu gagal lagi.
Mungkin saat ini tinggal dengan kedua orang tua adalah pilihan yang aman, selain dapet makan gratis kadang juga dikasih uang jajan. Tapi tidak sedikit juga diantara kita lagi-lagi mengeluh karena tidak tahan dengan omongan tetangga yang selalu menanyakan “kapan”?. Waktu kuliah ditanya kapan lulus, waktu lulus ditanya kapan kerja? Ketika kerja ditanya kapan nikah, lalu nanti setelah nikah ditanya kapan punya anak.
Kalau kata Ntsana, kita lahir dari rahim Ibu tapi makan dengan perkataan orang lain.
Udah udah, jangan diambil pusing, anggap aja omongan tetangga itu adalah iklan youtube, nggak terlalu penting dan di skip aja.
Sedikit flashback waktu itu tepat bulan Desember di tahun 2020 aku dinyatakann lulus sidang skripsi, Alhamdulillah setidaknya sudah tidak ada lagi beban UKT yang harus dipikirkan. Senang itu pasti, semua teman, keluarga dan kerabat mengucapkan selamat, dan tidak sedikit teman-teman memberikan bingkisan atas gelar baru kita. Tapi kesenangan itu tidak bertahan lama dan kehidupan yang sesungguhnya baru saja dimulai.
Menjadi sarjana itu merupakan kebanggan, kita bisa memilih pekerjaan yang bergengsi di perusahaan-perusahaan yang kita impikan, bekerja di perusahaan corporate, start up ataupun multinasional, siapa yang tidak ingin bekerja disana. Dulu waktu pertama kali menjadi mahasiswa baru aku mengira bahwa jalan akan terasa lebih mudah, aku yakin dan percaya aku bisa melakukan dan mendapatkan apa yang kumau. Tapi ternyata salah, tidak semudah itu ferguso .. :D
Setiap hari melamar pekerjaan, 1 hari 10 lamaran, kalau di totalkan selama satu bulan ada 300 lamaran pekerjaan yang di apply, apakah itu menjamin kita akan dipanggil untuk interview? Belum tentu. Karena untuk dapetin kerja itu gak segampang di FTV, yang kesenggol dikit terus ditolongin ditawarin kerja. Nggak gitu konsepnya yaa ...
Yang selalu aku tanamkan didalam diri ini, nggakpapa nggak punya orang dalam, yang penting punya Tuhan yang selalu mendengar doa dan akan mengabulkannya diwaktu yang tepat.
Banyak orang yang mengatakan kalau mau keterima kerja 70% pasti dari orang dalam, 15 % good looking, 10 % skill dan 5% faktor keberutungan. Dan aku membenarkan hal itu . Waktu itu aku pernah mengantar berkas lamaran di salah satu perusahaan besar, lalu ditanya, dapat info darimana? Punya keluarga yang kerja disini? Shittt, the power of orang dalam itu emang bener-bener nyata :D. Lalu, apakah mungkin kita mendapat yang 5% itu. Jawabannya kenapa tidak mungkin?
Pernah menyerah? Tidak pernah.
Pernah gagal? Sering
Insecure sama temen? jangan di tanya lagi
Itu sebabnya kita perlu rehat sejenak dari sosial media, tujuannya untuk meminimalisir hal-hal yang malah membuat kita Insecure, perbanyak perbaiki dan fokus asama tujuan awal kita.
Karena sudah terbiasa dengan kegagalan dan berkali-kali dikalahkan oleh orang dalam membuat mentalku semakin kuat dan selalu intropeksi diri untuk memperbaiki apa yang kurang, mungkin resume nya belum bagus atau sholawatnya kurang. Atau mungkin memang belum rezekinya.
Kalau lagi ada kesempatan, jangan pernah di sia-sia’in, mau pekerjaan apapun itu ambil aja, nggak usah malu dan gengsi. Kecuali orangtuamu kaya raya yang bisa selalu nyediain uang buat biaya hidupmu.
Teruntuk teman-temanku yang sedang membaca tulisan ini yang sedang sama-sama berjuang untuk mendapat pekerjaan, semangat yaaa. Semangat terus, harus lebih banyak berdoa dan ikhlas apapun yang terjadi. Kalian nggak sendiri, kita sedang sama-sama berjuang. Kita muda dan jalan kita masih panjang. Nggak usah takut. Tuhan udah punya rencana yang terbaik buat umatnya.
Semangatttt...
Semngat nya lebih ditingkatkan lagi, doa nya lebih sering lagi, mengeluh wajar, memyerah jangan pernah lakukan. Ok by❤
BalasHapusSiap komandan 🖤
BalasHapus