Follow Us @soratemplates

Selasa, 15 Oktober 2019

Tanah Rantau (Episode 13)

Oktober 15, 2019 0 Comments

Tanah Rantau

Jauh dari keluarga bukanlah perihal yang mudah bagi sebagian orang, keberasamaan yang mungkin dilalui setiap hari bersama-sama dengan keluarga, lalu tiba-tiba diri kita dipaksa untuk berpisah untuk kepentingan tertentu maupun untuk tujuan masa depan yang lebih baik. Memang diri kita sering bertanya-tanya. Why must me?  Apalagi kita sebagai anak pertama yang memiliki tanggung jawab besar kepada keluarga, yang harus memberikan contoh yang baik untuk adik-adik kita.

Tapi disinilah karakter kita dibentuk untuk menjadi seorang yang mandiri dan berjiwa tahan banting. Semuaya harus dilakukan seorang diri, mulai dari makan, mencuci baju, dan keuangan kitalah yang mengatur semuanya. Ketika bangun pagi tidak ada yang menggedor-gedor pintu kamar kita atau bahkan teriak-teriak supaya kita bangun dari tidur, kita tidak bisa lagi merasakan lagi kecerewetan Ibu kita saat pagi hari. Mau sarapan atau tidak,  no body care. Apapun yang kita makan, entah itu makanan sehat atau sehat tidak, tidak ada yang tahu. Bahkan ketika sakit, kita bisa memilih untuk tidak berobat atau pun pergi berobat sendiri.

Tangisan, air mata, seringkali membasahi pipi

Kalau bangun tidur, hanya sebuah alarm dari HP lah yang akan membangunkan, itupun kadang sering tidak terdengar akibat setiap malam sering begadang, entah begadang karena mengerjarkan tugas-tugas maupun  begadang karena nongkrong bersama teman-teman.

Tidak ada yang mengontrol kita mau tidur jam berapa ataupun pulang jam berapa. Semuanya dibebaskan. Diri kita sendirilah yang mengontrol semuanya, maka disini pandai-pandailah mengontrol diri mulai dari cara bergaul dan bergaya hidup. Bertingkahlah sesuai dengan isi dompet mu, pilah lah teman-teman yang kira-kira cocok kau jadikan teman yang membawa kejalan yang benar dan yang berdampak baik serta yang mendorong mu dalam memotivasi karir dan rencana studimu.

Aku pernah berada di titik dimana aku sama sekali tidak punya uang akibat gaya hidupku yang bisa dikatakan sebagai orang yang boros di awal bulan. Apa yang kulakukan? Aku mengumpulkan  recehan-recehan uang yang ada di lemari atau mungkin yang terletak di tas maupun di saku, aku memilih untuk membeli Nasi Padang yang semua orang pasti tahu Nasi Padang adalah makanan termurah dengan porsi yang banyak, tentu saja itu sudah cukup membuat perut ku kenyang. Mau hutang kepada temen kadang malu dan segan.

Kadang malu dengan diri sendiri, kenapa semenyedihkan ini? Dengan uang  Rp. 1.200.000 perbulan seharusnya aku misa memenej keuanganku sendiri, kadang aku tidak bisa mengontrol diriku untuk tidak menolak ajakan teman-temanku yang sering mengajak makan di cafe maupun berbelanja sesuai keinginn tanpa memikirkan kebutuhan yang diperlukan. Aku belum bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan

Cerita singkat itu aku alami ketika semester kuliah semester 1 dan 2. Hal itu mengajarkanku untuk memikirkan  bagaimana caranya agar lebih bisa mengatur keuangan. Tanpa pengalaman kita tidak akan pernah tau.

Ingat, kita merantau untuk belajar apa yang belum pernah kita pelajari sebelumnya, kita merantau untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang baru yang mungkin  bisa kita terapkan dalam hidup kita. Kita hidup untuk menggapai cita-cita yang selama ini kita idamkan. Ingat, ada orangtua kita disana yang mungkin saja bersusah payah menyekolahkan kita. Lantas bukanlah yang benar apabila kita membalas semuanya dengan tingkah kita yang kadang bermalas-malasan dan menjadi orang yang payah serta gampang menyerah.

Memang, kadang rasa bosan itu selalu hadir, itu adalah hal yang wajar yang pasti kita semua pernah mengalami masa-masa itu, kadang kita butuh hiburan, butuh liburan yang mungkin akan me refresh otak kita dari semua kejenuhan-kejenuhan akan rutinitas kita.

Orang pandai dan beradap tak’kan diam di kampung halaman
Tinggalkan Negerimu dan merantaulah ke Negeri orang
Pergilah kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena dia tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak, dia kan keruh menggenang
Singa takkan pernah memangsa jika ia tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak meninggalkan busur takkan kena sasaran

Jika saja matahari diorbitnya tak menggerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang takkan meunggu saat munculnya datang

Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota brubah mahal seperti emas
( Syair Imam Asy-Syafi’i)

Berbanggalah kepada dirimu sendiri, berterimakasihlah pada dirimu sendiri, karena kita sudah mampu melewati lika-liku dunia petantauan ini, kesedihan, kekecewaan, maupun kebahagiaan yang kita alami adalah cara diri kita berporoses untuk menajdi seorang yang memiliki mental baja. Jangan pernah marah atas takdir yang telah tuhan berikan. Jalani, nikmati, syukuri.


Senin, 07 Oktober 2019

Tentang Langit ( Blog Episode 12)

Oktober 07, 2019 0 Comments

Tentang Langit


Cahaya sinar matahari yang selalu tembus merambat kekamarku, seringkali, dipagi hari ia selalu hadir dan muncul tanpa diminta. Kadang aku kesal, merasa silau karena cahanya buat kepalaku jadi pusing. Kira-kira berapasih jarak matahari kebumi? Kok bisa sampe buat aku jadi pusing, heran kadang.

Kalau bangun tidur orang-orang selalu ngecek sudah pukul berapa dan membalas pesan dari seseorang mungkin, if me, bukan ngecek jam berapa maupun buka whatsapp, tapi ngeliat berapa derajat celcius cuaca pada hari itu and next baru buka yang lain. Aku lebih suka musim hujan daripada musim kemarau. Aku gapapa deh ujan-ujanan daripada panas-panas yang berujung sakit kepala. Aku benci sakit kepala, karena kalo udah sakit kepala tuh nggak bisa ngapa-ngapain, cuman bisa diem dan bengong sambil nungguin kapan nih sembuhnya. Hahaha you know what I feel.

Hujan selalu menceritakan banyak hal disetiap rintiknya, kadang aku selalu mengulurkan tanganku ke air hujan lalu menikmatinya seperti menggapainya, menikmati setiap tetesnya, kadang juga rintik hujan terasa sakit jika datang nya satu per satu. Tapi aku suka setiap tetesnya. Hujan selalu menjadi tempat pelindungku dikala aku sedang nangis, ngga ada orang tau. Hanya langit satu-satunya yang menjadi saksi.

Kau tahu tidak? Aku sering memperhatiakan langit, memperhatikan awan dan gerak-geriknya, kadang membentuk suatu pola gambar yang indah. Tapi itu hanya sebentar saja, lalu membentuk pola abstrak lainnya. Aneh, cepat sekali berubahnya. Sama hal nya seperti manusia, ngga selamanya mereka mempunya sikap, rasa, dan perhatian yang tetap. Ya harus ada perubahan lalu berjalan sesuai dengan keinginan nya kan?

Aku kagum kepada langit, ia membentang luas keseluruh penjuru dunia dan alam semesta, aku sering menitipkan rinduku pada langit, mentipkan kesedihan, kebahagiaan, tanpa perlu berkata apapun dan harus teriak keras-keras supaya bisa didengar. Cukup menatap lalu berkata didalam hati. Aku yakin pasti langit paham.

Walau kita tidak saling bertatap, setidaknya kita saling menatap langit yang sama dengan perasaan yang sama, aku izin ya, untuk merindukanmu berkali-kali.

From liza
For you
With love