Follow Us @soratemplates

Selasa, 19 September 2023

Definisi Bahagia

September 19, 2023 0 Comments

 

 

Setiap orang mempunyai definisi bahagia menurut versinya masing-masing.

Ada yang yang bahagia apabila memiliki banyak uang. Nggak bisa dipungkiri siapapun pasti bahagia apabila memiliki kertas yang bergambarkan presiden ini, atau angka saldo rekening yang jumlahnya sampai milyaran. Mau beli apa aja terserah. Barang branded? Mobil mahal? Rumah mewah bak istana kerajaan? Atau operasi plastik? Semuanya bisa didapatkan lewat uang. Of course? tapi dengan kemewahan itu semua apa bisa menjamin orang itu bahagia? Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Mau tau jawabannya? Coba aja survey sendiri hahahaha

 

Memang, bahagia itu banyak ragamnya, bikin orangtua bangga, kita bahagia. Deket sama pacar, kita bahagia. Juara satu dikelas kita bahagia. Diterima di Universitas impian kita bahagia. Ada lagi? silahkan komentar dibawah!!! Walaupun saya tau ngga pernah ada orang yang komentar di blog ini hahahaha

 

Kita nggak bisa mendefinisikan kebagiaan orang itu di ukur dari segi apa dan dari segi yang mana.

 

Contohnya itu seperti ini, hobiku menulis, aku sering mengupload tulisan-tulisan dan hasil pemikiranku lewat blog. Supaya aku bisa membagikan apa yang kupikirkan dengan kalian. Aku melihat ada beberapa di notifikasi jumlah pembaca yang telah mengunjungi blog ku dengan hal itu cukup bikin aku bahagia. Artinya apa? Kebahagiaan itu nggak mesti yang wah, gak mesti yang besar. Dengan hal-hal kecil aja kadang kita itu nggak sadar kalau kita udah bahagia.

 

Pernah nggak ngasih sesuatu ke Ibu kita misalnya baju, arau barang-barang kebutuhan rumah terus Ibu kita senang dengan apa yang kita beri. Nggak usah deh yang mahal-mahal, kayak misalnya aja baju daster harga 25ribuan aja itu mereka udah seneng. Mereka itu mikirnya gini, kalau anaknya sayang ke mereka dan anaknya punya rasa peduli. Dengan melihat senyuman diwajah mereka, kadang kita jadi ikutan seneng. Ikutan bahagia. Bener nggak?

 

Punya teman-teman yang satu frekuensi dengan kita pun kita bahagia.

 

Tau nggak bahagia dan kesedihan kadang mereka selalu berdampingan, kalau nggak ada yang namanya kesedihan, kebahagiaan itu nggak ada. Begitupun sebaliknya

 

Kesedihan, kekecewaan, kebosanan itu merupakan hal yang wajar-wajar aja yang dapat dialami setiap orang. Pernah nggak ngerasain kayak nggak ada satu orangpun yang peduli sama kita? Bahkan keluarga, sahabat, pacar atau siapapun. Seakan-akan kita mengangkat beban itu sendirian. Padahal kita nggak pernah tau apa yang ada di isi kepala mereka, manusia emang pada dasarnya suka menduga-duga dan berprasangka buruk. Nah, itulah maksudnya tadi, jadi orang itu jangan sok kuat. Udah tau dirinya lemah masih aja sok kuat. Berujung kalau apa-apa nggak mau cerita ke orang nggak butuh bantuan orang padahal sebenernya kita butuh teman berbagi. Banyangin aja punya masalah gede tapi dipendem sendirian itu bakalan terus nyesek. Coba deh cerita ke orang-orang terdekatmu, yakin dehh meraka pasti selalu siap mendengarkanm segala keluh kesahmu. Dan kalain nggak akan ngerasa sendiri lagi.

 

Tapi kadang, banyak juga toxic people. Kenapa ? kadang mereka hanya penasaran dengan cerita kita. Abis kita cerita yauda mereka sekedar ingin tahu, dan kadang suka mengompor-ngompori yang bikin kita semakin down. Atau malah menyalahkan kita. Kita kan butuhnya motivasi yaa bukan malah hujatan.

 

Pernah kok nemu orang-orang seperti itu, kadang itu salah satu yang bikin males cerita apapun ke orang-orang. Yaitu takutnya harapan nggak sesuai yang diharapkan. Intinya sih lebih milih-milih lah kalau mau cerita ke orang. Kira-kira ini orang enak nggak ya diajak cerita, kira-kira ni orang bakalan dengerin ceritaku nggak yaa?, jangan curhat sama orang yang sambil main hape, dijamain kalian nggak bakalan di respon. Mungkin direspon sih paling jawabnya cuma sekedarnya aja. Kayak iya, hehe, nggak, oh yaya. Nyesek guyss. Banyak sih tipe-tipe orang kek ini. Cobalah dihargai temennya kalau mau cerita, kalau kalian udah jadi tempat cerita itu berarti menandakan orang itu udah mempercayai kalian dan seharusnya kalian itu jadi pendengar yang baik.

 

Nggak ribet-ribet deh kalau kalian jadi pendegar yang baik. Orang yang cerita ke kalian pun ngerasa bahagia, ngerasa lega. Dan yang pastinya kalian kalau udah dikasih amanah sama seseorang ya disimpen amanah itu baik-baik  jangan diseberluaskan yang  berujung gibah. Entah kenapa pada dasarnya kaum-kaum wanita sangat suka dengan yang namanya gibah. Nggak usah jauh-jauh nyertitai orang. Kadang diri kita nggak sadar kalau kita lagi gibah.

 

Punya sih temen yang demen banget ngibahin kejelek’an orang kek dia yang paling heboh kalau ada kejadiaan apapun, kadang ngetawain orang sambil bisik-bisik ke temennya yang lain, terus ngelirik orang yang di gibahin dari atas sampe bawah seakan-akan mereka ngescaning orang itu. Woi, apasih yang ada dipikiran orang-orang semacam itu? Hidupnya penuh dengan keirian dan kebencian mulu kayaknya. Ngerasa udah yang paling sempurna nih orang idupnya, seakan-akan menganggap orang lain layaknya sampah masyarakat yang harus di singkirkan Ini nih ciri-ciri orang yang idupnya nggak bahagia.

 

Sebenernya sih gampang ya cara menciptakan kebahagian itu. Karena kehabagiaan itu kita sendiri yang nyiptain, bukan orang lain.

 

Intinya banyak-banyak bersyukur dengan apa yang di punya sekarang, jangan dikit-dikit ngeluh nggak punya ini nggak punya itu, orang tampak lebih baik dari kita. Kadang ngeliat sosial media rasanya semua orang idupnya pada adem ayem mulu nggak punya masalah. Please nggak mungkin orang-orang nunjukin kalau mereka lagi sedih, kecewa. Makanya, jangan sekali-kali terhasut dengan tipu saya sosial media. Eh ngomong-ngomong nggak Cuma tipu daya setan aja yaa, tipu daya sosial media juga ada. Liat yang cantik dikit, insecure, liat orang yang idupnya mewah dikit insecure, liat orang langsing dikit insecure, liat orang mesra-mesraan dikit sama pacarnya iri. Iri terosssssss. Tau nggak orang iri itu tanda nggak mampu. Liat temen punya barang bagus, pengen. Padahal nggak punya money. Liat temen ganti Iphone 14 pengen juga. Pliss lah nggak semua yaang ada disosial media harus kita ikutin, memang sifat dasar manusia nggak pernah puas. Tapi kita bisa ngebatasin itu semua kok, dengan cara apa? Ya bersyukur, dari hal hal-kecil aja misalnya bersyukur masih punya tempat tinggal, bersyukur masih punya orangtua yang lengkap dan sayang sama kalian. Kalian, kalau liatnya ke atas terus entar matantya bisa juling..

 

Yauda intinya kurang-kuranginlah sifat iri dan dengki itu, nggak baik guys. Syukurin aja apa yang udah Allah kasih kekalian dan jangan lupa ucapkan Alhamdulillah....

 

Terimaksih, selamat bermalam minggu yang B aja kayak plat jakarta

Rabu, 24 Agustus 2022

Hi, Agustus

Agustus 24, 2022 0 Comments

 

 30.000+ Foto Senja Terbaik · Unduh Gratis 100% · Foto Stok Pexels

 

Hallo... rasanya sudah lama sekali tidak menulis di blog. Atau di jaman sekarang apa masih ada orang yang mau membaca blog? Mungkin sudah jarang, tapi siapapun yang membaca ini terimakasi sudah mampir dan meluangkan waktunya untuk membaca

 

Sebenarnya blog ini dibuat sebagai wadah bagiku untuk menceritakan segala keluh kesah dan apa yang ada dipikiranku. Karena tidak semua orang mau mendengarkan apa yang kita bicarakan. Agak ragu sih, mau menulis lagi. Rasanya jariku sudah cukup kaku. Dan otakku tidak seencer yang dulu.

 

Sekarang aku sedang berada di fase bosan. Bosan dengan ruang lingkup yang itu-itu aja, bosan dengan pekerjaan dan rutinitas yang itu-itu  aja, dan bosan dengan yang namanya cinta-cintaan.

Ruang lingkup yang itu-itu aja maksudnya dimana tempatku tinggal sekarang. Kalau di hitung-hitung sudah hampir 6 tahun aku tinggal di kota ini. Sejak kuliah hingga bekerja. Dulu pernah sih kepikiran untuk pergi jauh dari pulau ini. Entah itu pulau jawa ataupun pulau lainnya, yang penting jangan di sumatera lagi. Rasanya ingin sekali keluar dari zona nyaman, tapi aku gak ngerti harus mulai dari mana. Ada yang bisa kasih solusi gak?

 

Banyak orang yang bilang, Masih mudah harus pintar memanfaatkan waktu, mumpung masih punya banyak energi, nanti kalau udah tua baru nyesel kalau masa muda nya gak melakukan kegiatan yang bermanfaat. Tapi kalau dipikir-pikir. Emang selama aku kerja aku gak bermanfaat? Maksdunya bukan gitu. Mungkin hanya bermanfaat bagi diri sendiri. Ya iyala manfaatnya kan punya gaji sendiri. Tapi belum tentu bermanfaat bagi orang lain. (nanya sendiri jawab sendiri, gimana sih)

 

Terkadang aku bangga sih sama diriku sendiri. Untuk aku seorang introvert yang ga tertalu suka berhubungan dengan orang baru. Tetapi dengan pekerjaanku yang sekarang aku dipaksa dan harus untuk bertemu dengan orang baru setiap harinya. Mengahadapi customer, memahami sifat dan karakter dari masing-masing kepala yang berbeda, dipaksa untuk selalu tersenyum dan dipaksa untuk menerima kesalahan walaupun aku sendiri sebenernya gak bersalah. Dan satu lagi, ternyata banyak masih banyak orang sombong, masih banyak orang yang selalu merasa benar dan aku dipaksa untuk selalu berkata “ya” dan tersenyum kepadanya. Sulit bukan ?

 

Agustus, Terimakasih

Terimakasih karena di bulanmu aku banyak sekali mengalami kebahagiaan dan juga kesedihan. Kekuatan dan juga dukungan dari berbagai pihak yang terlibat.

 

 

 

Selasa, 29 Juni 2021

Kenapa Harus Menyerah?

Juni 29, 2021 2 Comments

 


 Menjadi seorang manusia dan hidup di tengah kondisi seperti ini memang sulit, apalagi pandemi nggak kelar-kelar. nggak bisa di pungkiri, berkali-kali kita mengeluh, berkali-kali kali kita mengatakan bahwa tuhan tidak adil, berkali-kali kita menangis di pojokan kamar dan berkali-kali juga kita bangkit lalu gagal lagi.

 

Mungkin saat ini tinggal dengan kedua orang tua adalah pilihan yang aman, selain dapet makan gratis kadang juga dikasih uang jajan. Tapi tidak sedikit juga diantara kita lagi-lagi mengeluh karena tidak tahan dengan omongan tetangga yang selalu menanyakan “kapan”?. Waktu kuliah ditanya kapan lulus, waktu lulus ditanya kapan kerja? Ketika kerja ditanya kapan nikah, lalu nanti setelah nikah ditanya kapan punya anak.

 

Kalau kata Ntsana, kita lahir dari rahim Ibu tapi makan dengan perkataan orang lain.

 

Udah udah, jangan diambil pusing, anggap aja omongan tetangga itu adalah iklan youtube, nggak terlalu penting dan di skip aja.

 

Sedikit flashback waktu itu tepat bulan Desember di tahun 2020 aku dinyatakann lulus sidang skripsi, Alhamdulillah setidaknya sudah tidak ada lagi beban UKT yang harus dipikirkan. Senang itu pasti, semua teman, keluarga dan kerabat mengucapkan selamat, dan tidak sedikit teman-teman memberikan bingkisan atas gelar baru kita. Tapi kesenangan itu tidak bertahan lama dan kehidupan yang sesungguhnya baru saja dimulai.

 

Menjadi sarjana itu merupakan kebanggan, kita bisa memilih pekerjaan yang bergengsi di perusahaan-perusahaan yang kita impikan, bekerja di perusahaan corporate, start up ataupun multinasional, siapa yang tidak ingin bekerja disana. Dulu waktu pertama kali menjadi mahasiswa baru aku mengira bahwa jalan akan terasa lebih mudah, aku yakin dan percaya aku bisa melakukan dan mendapatkan apa yang kumau. Tapi ternyata salah, tidak semudah itu ferguso .. :D

 

Setiap hari melamar pekerjaan, 1 hari 10 lamaran, kalau di totalkan selama satu bulan ada 300 lamaran pekerjaan yang di apply, apakah itu menjamin kita akan  dipanggil untuk interview? Belum tentu. Karena untuk dapetin kerja itu gak segampang di FTV, yang kesenggol dikit terus ditolongin ditawarin kerja. Nggak gitu konsepnya yaa ...

 

Yang selalu aku tanamkan didalam diri ini, nggakpapa nggak punya orang dalam, yang penting punya Tuhan yang selalu mendengar doa dan akan mengabulkannya diwaktu yang tepat. 

 

Banyak orang yang mengatakan kalau mau keterima kerja 70%  pasti dari orang dalam, 15 % good looking, 10 % skill dan 5% faktor keberutungan. Dan aku membenarkan hal itu . Waktu itu aku pernah mengantar berkas lamaran di salah satu perusahaan besar, lalu ditanya, dapat info darimana? Punya keluarga yang kerja disini? Shittt, the power of orang dalam itu emang bener-bener nyata :D. Lalu, apakah mungkin kita mendapat yang 5% itu. Jawabannya kenapa tidak mungkin?

 

Pernah menyerah? Tidak pernah.

Pernah gagal? Sering

Insecure sama temen? jangan di tanya lagi

 

Itu sebabnya kita perlu rehat sejenak dari sosial media, tujuannya untuk meminimalisir hal-hal yang malah membuat kita Insecure, perbanyak perbaiki dan fokus asama tujuan awal kita.

 

Karena sudah terbiasa dengan kegagalan dan berkali-kali dikalahkan oleh orang dalam membuat mentalku semakin kuat dan selalu intropeksi diri untuk memperbaiki apa yang kurang, mungkin resume nya belum bagus atau sholawatnya kurang. Atau mungkin memang belum rezekinya.

 

Kalau lagi ada kesempatan, jangan pernah di sia-sia’in, mau pekerjaan apapun itu ambil aja, nggak usah malu dan gengsi. Kecuali orangtuamu kaya raya yang bisa selalu nyediain uang buat biaya hidupmu.

 

Teruntuk teman-temanku yang sedang membaca tulisan ini yang sedang sama-sama berjuang untuk mendapat pekerjaan, semangat yaaa. Semangat terus, harus lebih banyak berdoa dan ikhlas apapun yang  terjadi. Kalian nggak sendiri, kita sedang sama-sama berjuang. Kita muda dan jalan kita masih panjang. Nggak usah takut. Tuhan udah punya rencana yang terbaik buat umatnya.

 

Semangatttt...

 

Selasa, 06 April 2021

Kekhawatiran Tentang Masa Depan (Quarter Life Crisis)

April 06, 2021 0 Comments

 


Buat kamu yang sedang berada di fase dimana kamu merasa gelisah tentang sesuatu, tentang masa depan tentang kebosanan dengan rutinitas yang itu-itu saja atau bahkan kamu sering menyalahkan dirimu sendiri karena pencapaianmu yang berbeda dengan orang lain. Mungkin kamu sedang berada di fase quarter life kiris.

 

Menurut peneliliti dan pengajar Psikologi dari University of Greenwich, London, Dr Oliver Robinson, ada 4 fase dalam QLC. Pertama, perasaan terjebak  dalam sebuah situasi entah itu pekerjaan, hubungan atau hal lainnya. Kedua, harapan bahwa akan muncul sebuah perubahan dalam hidup. Ketiga, membangun kembali hidup yang baru. Keempat, mengukuhkan komitmen seputar aspirasi, motivasi dan tujuan.

 

Umumnya seseorang akan mengalami quarter life crisis ketika mereka berada di umur 25-30 tahun. Dimana di umur tersebut puncak kedewasaan dimulai. Perasaann khawatir, tidak nyaman, kesepian, bimbang bahkan depresi dalam hidupnya. Apakah ini wajar? atau bahkan kamu merasa takut? Tenang, semua itu wajar dan semua orang bahkan mengalaminya. Hanya saja kita tidak pernah tau apa yang orang lain pikirkan dan alami.

 

Mungkin normalnya orang akan mengalami fase ini dimulai sejak umur 25 tahun. Tapi menurutku tidak selalu begitu. Bahkan sekarang di usia 22 tahun yang bisa dikatakan umur dewasa awal, baru selesai pendidikan dan tidak tau arahnya mau kemana. Aku merasakan hal itu. Atau kamu juga?

 

Merasa tidak bahagia dengan rutinitas yang itu-itu saja kadang membuat kita jadi kebingungan sendiri, apa sih yang kita mau? Apasih yang kita butuhkan? Hidup seperti apa yang menyenangkan? rasa bosan  timbul karena kita tidak berani keluar dari zona nyaman. Mungkin kita butuh space atau mungkin kita perlu mencari tau hal-hal yang seharusnya kita ketahui atau hal-hal yang mungkin saja bisa dipelajari.

           

Sering nggak sih merasa cemas tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang? Padahal hal itu belum terjadi, tetapi malah bikin kita overthinking. Misalnya kalian lagi jalan-jalan, terus kalian melamun mikirin, aku bakal berhasil nggak ya ? aku bakalan gini-gini aja nggak sih ? aku udah melakukan apapun, tapi apa itu worth it untuk lima tahun kedepan? Dan ujung-ujungnya kalian malah dibikin pusing sama pertanyaan-pertanyaan yang nggak tau jawabannya apa.

 

Salah satunya begini, mungkin kita sedikit merasa minder saat melihat aktivitas teman kita di sosial media, entah itu teman kita yang sudah bekerja kantoran, punya usaha sendiri, sukes di usia muda, atau bahkan melihat kebahgiaan orang yang telah menikah. Sedangkan kita masih stuck di situ-situ aja, bahkan belum memulai apa-apa. Padahal hidup bukan ajang perlomabaan. Bukan tentang siapa yang sukses duluan dia adalah pemenangnya. Basically, kita semua adalah pemenang, pemenang atas apa yang sudah kita peroleh dan sudah sejauh mana proses yang kita lalui. Orang lain tidak akan pernah tau, orang lain hanya melihat hasil lalu memujinya. Stop comparing us with other people, because in fact everyone has a different path.

 

 Perlu kita ingat, orang lain tidak pernah menunjukkan bagaimana susahnya menjalani kuliah, orang lain tidak pernah menunjukkan bagaimana susahnya mencari kerja, orang lain tidak akan pernah menunjukkan bagaimana sulitnya bekerja dalam tekanan. Sosial media hanyalah sebuah cover.

 

Kita harus menyadari bahwa segala sesuatu hal tidak selalu berjalan dengan sempurna. Pernah nggak ketika mau tidur, kadang suka mikir dalam hati “umur aku udah segini aja”, “perjalananku udah panjang” padahal kemaren rasanya baru saja main petak umpet bareng teman-teman kecil, lari kesana kemari, merengek minta uang jajan sama mama, nongkrong di kantin, ketawa-ketiwi bareng teman se-geng’an . but sometimes we are not aware atas apa yang udah kita lakukan selama ini. Bahkan hari-hari yang udah kita lewati rasanya begitu cepat. Kata anak kecil menjadi dewsa itu asyik, kata orang dewasa, menjadi anak kecil jauh lebih menyenangkan. tapi kita kadang lupa, hidup itu tidak seindah apa yang kita bayangkan.

 

Dalam menentukan makna hidup, kita harus benar-benar tau apa tujuan kita lahir dunia ini, atas dasar apa kita mau bertahan sampai saat ini. Apa yang kita cari. Mungkin di saat kita remaja kita berpikir bahwa menjadi orang yang bermakna adalah orang yang bisa menjadi manfaat bagi orang lain, atau kita bisa membahagiakan orang lain. Bahkan kita memiliki pandangan bahwa uang bukanlah segalanya, melainkan sesuatu yang bersifat sementara. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu ketika usia mulai memasuki tahap dewasa awal kita mulai berpikir realistis. Wah hidup ini keras men, salah satunya tuntutan finansial, alhasil makna hidup yang tadinya bermanfaat bagi orang lain hanyalah ulusi belaka. Jadinya,  dilema untuk memilih antara tujuan hidup  atau mengikuti realitas saat ini.