Follow Us @soratemplates

Sabtu, 08 Februari 2020

Sedikit Coretan di Malam Minggu

Februari 08, 2020 2 Comments

 Setiap orang mempunyai definisi bahagia menurut versinya masing-masing.

Ada yang yang bahagia apabila memiliki banyak uang. Nggak bisa dipungkiri siapapun pasti bahagia apabila memiliki kertas yang bergambarkan presiden ini, atau angka saldo rekening yang jumlahnya sampai milyaran. Mau beli apa aja terserah. Barang branded? Mobil mahal? Rumah mewah bak istana kerajaan? Atau operasi plastik? Semuanya bisa didapatkan lewat uang. Of course? tapi dengan kemewahan itu semua apa bisa menjamin orang itu bahagia? Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Mau tau jawabannya? Coba aja survey sendiri hahahaha

Memang, bahagia itu banyak ragamnya, bikin orangtua bangga, kita bahagia. Deket sama pacar, kita bahagia. Juara satu dikelas kita bahagia. Diterima di Universitas impian kita bahagia. Ada lagi? silahkan komentar dibawah!!! Walaupun saya tau ngga pernah ada orang yang komentar di blog ini hahahaha

Kita nggak bisa mendefinisikan kebagiaan orang itu di ukur dari segi apa dan dari segi yang mana.

Contohnya itu seperti ini, hobiku menulis, aku sering mengupload tulisan-tulisan dan hasil pemikiranku lewat blog. Supaya aku bisa membagikan apa yang kupikirkan dengan kalian. Aku melihat ada beberapa di notifikasi jumlah pembaca yang telah mengunjungi blog ku dengan hal itu cukup bikin aku bahagia. Artinya apa? Kebahagiaan itu nggak mesti yang wah, gak mesti yang besar. Dengan hal-hal kecil aja kadang kita itu nggak sadar kalau kita udah bahagia.

Pernah nggak ngasih sesuatu ke Ibu kita misalnya baju, arau barang-barang kebutuhan rumah terus Ibu kita senang dengan apa yang kita beri. Nggak usah deh yang mahal-mahal, kayak misalnya aja baju daster harga 25ribuan aja itu mereka udah seneng. Mereka itu mikirnya gini, kalau anaknya sayang ke mereka dan anaknya punya rasa peduli. Dengan melihat senyuman diwajah mereka, kadang kita jadi ikutan seneng. Ikutan bahagia. Bener nggak?

Punya teman-teman yang satu frekuensi dengan kita pun kita bahagia.

Tau nggak bahagia dan kesedihan kadang mereka selalu berdampingan, kalau nggak ada yang namanya kesedihan, kebahagiaan itu nggak ada. Begitupun sebaliknya

Kesedihan, kekecewaan, kebosanan itu merupakan hal yang wajar-wajar aja yang dapat dialami setiap orang. Pernah nggak ngerasain kayak nggak ada satu orangpun yang peduli sama kita? Bahkan keluarga, sahabat, pacar atau siapapun. Seakan-akan kita mengangkat beban itu sendirian. Padahal kita nggak pernah tau apa yang ada di isi kepala mereka, manusia emang pada dasarnya suka menduga-duga dan berprasangka buruk. Nah, itulah maksudnya tadi, jadi orang itu jangan sok kuat. Udah tau dirinya lemah masih aja sok kuat. Berujung kalau apa-apa nggak mau cerita ke orang nggak butuh bantuan orang padahal sebenernya kita butuh teman berbagi. Banyangin aja punya masalah gede tapi dipendem sendirian itu bakalan terus nyesek. Coba deh cerita ke orang-orang terdekatmu, yakin dehh meraka pasti selalu siap mendengarkanm segala keluh kesahmu. Dan kalain nggak akan ngerasa sendiri lagi.

Tapi kadang, banyak juga toxic people. Kenapa ? kadang mereka hanya penasaran dengan cerita kita. Abis kita cerita yauda mereka sekedar ingin tahu, dan kadang suka mengompor-ngompori yang bikin kita semakin down. Atau malah menyalahkan kita. Kita kan butuhnya motivasi yaa bukan malah hujatan.

Pernah kok nemu orang-orang seperti itu, kadang itu salah satu yang bikin males cerita apapun ke orang-orang. Yaitu takutnya harapan nggak sesuai yang diharapkan. Intinya sih lebih milih-milih lah kalau mau cerita ke orang. Kira-kira ini orang enak nggak ya diajak cerita, kira-kira ni orang bakalan dengerin ceritaku nggak yaa?, jangan curhat sama orang yang sambil main hape, dijamain kalian nggak bakalan di respon. Mungkin direspon sih paling jawabnya cuma sekedarnya aja. Kayak iya, hehe, nggak, oh yaya. Nyesek guyss. Banyak sih tipe-tipe orang kek ini. Cobalah dihargai temennya kalau mau cerita, kalau kalian udah jadi tempat cerita itu berarti menandakan orang itu udah mempercayai kalian dan seharusnya kalian itu jadi pendengar yang baik.

Nggak ribet-ribet deh kalau kalian jadi pendegar yang baik. Orang yang cerita ke kalian pun ngerasa bahagia, ngerasa lega. Dan yang pastinya kalian kalau udah dikasih amanah sama seseorang ya disimpen amanah itu baik-baik  jangan diseberluaskan yang  berujung gibah. Entah kenapa pada dasarnya kaum-kaum wanita sangat suka dengan yang namanya gibah. Nggak usah jauh-jauh nyertitai orang. Kadang diri kita nggak sadar kalau kita lagi gibah.

Punya sih temen yang demen banget ngibahin kejelek’an orang kek dia yang paling heboh kalau ada kejadiaan apapun, kadang ngetawain orang sambil bisik-bisik ke temennya yang lain, terus ngelirik orang yang di gibahin dari atas sampe bawah seakan-akan mereka ngescaning orang itu. Woi, apasih yang ada dipikiran orang-orang semacam itu? Hidupnya penuh dengan keirian dan kebencian mulu kayaknya. Ngerasa udah yang paling sempurna nih orang idupnya, seakan-akan menganggap orang lain layaknya sampah masyarakat yang harus di singkirkan Ini nih ciri-ciri orang yang idupnya nggak bahagia.

Sebenernya sih gampang ya cara menciptakan kebahagian itu. Karena kehabagiaan itu kita sendiri yang nyiptain, bukan orang lain.

Intinya banyak-banyak bersyukur dengan apa yang di punya sekarang, jangan dikit-dikit ngeluh nggak punya ini nggak punya itu, orang tampak lebih baik dari kita. Kadang ngeliat sosial media rasanya semua orang idupnya pada adem ayem mulu nggak punya masalah. Please nggak mungkin orang-orang nunjukin kalau mereka lagi sedih, kecewa. Makanya, jangan sekali-kali terhasut dengan tipu daya sosial media. Eh ngomong-ngomong nggak Cuma tipu daya setan aja yaa, tipu daya sosial media juga ada. Liat yang cantik dikit, insecure, liat orang yang idupnya mewah dikit insecure, liat orang langsing dikit insecure, liat orang mesra-mesraan dikit sama pacarnya iri. Iri terosssssss. Tau nggak orang iri itu tanda nggak mampu. Liat temen punya barang bagus, pengen. Padahal nggak punya money. Liat temen ganti Iphone 11 pengen juga. Pliss lah nggak semua yaang ada disosial media harus kita ikutin, memang sifat dasar manusia nggak pernah puas. Tapi kita bisa ngebatasin itu semua kok, dengan cara apa? Ya bersyukur, dari hal hal-kecil aja misalnya bersyukur masih punya tempat tinggal, bersyukur masih punya orangtua yang lengkap dan sayang sama kalian. Kalian, kalau liatnya ke atas terus entar matantya bisa juling..

Yauda intinya kurang-kuranginlah sifat iri dan dengki itu, nggak baik guys. Syukurin aja apa yang udah Allah kasih kekalian dan jangan lupa ucapkan Alhamdulillah....

Terimaksih, selamat bermalam minggu yang B aja kayak plat jakarta